headerphoto

Harus Tetap beribadah (Sholat) Ketika Mendaki Gunung

Dalam berkegiatan alam bebas atau berpetualang dan utamanya pendakian gunung, bagi seorang muslim tentu tetap harus melakukan kewajiban yaitu Sholat Fardlu 5 waktu, jadi ketika melakukan pendakian tidak ada alasan apapun untuk meninggalkan sholat, biasanya alasan meninggalkan sholat karena lokasi dan sulitnya mencari air untuk berwudlu, serta pakaian yang dirasa tidak pantas untuk sholat karena kotor dalam melakukan kegiatan atau perjalan pendakian.
Namun Islam adalah Rakhmatan lil ‘alamin sehingga Seorang musafir yang sedang dalam perjalanan jauh mendapat dispensasi (rukhsoh) dari Allah berupa keringanan dalam menjalankan shalat. Yaitu, ia dapat men-qashar dan menjamak shalatnya, dan mendaki gunung termasuk salah satu bentuk perjalanan yang bisa dijadikan dasar hal tersebut (asal perjalanan tersebut tidak diniati untuk maksiat). Karena biasanya dalam perjalanan pendakian (pengalaman pribadi) di gunung biasanya durasi waktunya 3 hari 2 malam. Dan jarak perjalanan yang ditempuh biasanya mencapai 2 marhalah; 16 parsakh atau 48 mil, sekitar kurang lebih 80 km dari kota asal, kecuali mendaki gunung di daerah sendiri tentunya.
Selain itu biasanya alasan untuk meninggalkan sholat adalah malas untuk berwudlu karena kita enggan untuk melepas sepatu (karena dingin kalau lepas sepatu), boleh kok kita tidak melepas sepatu selama kita mempunyai syarat dan ketentuan yang berlaku, yaitu sebelumnya harus sudah berwudlu dengan sempurna,sehingga pada wudlu berikutnya ketika mau sholat tidak perlu mencuci kaki tapi hanya mengusapkan air ke bagian atas sepatu. Sepatu yang digunakan haruslah yang menutupi hingga mata kaki (sepatu boot tentara atau sepatu tracking standard mestinya sampai menutup mata kaki) dan bukan terbuat dari bahan yang tipis tembus air juga tidak boleh ada bagian yang bolong / robek. praktek ini dikenal dalam fiqih dengan istilah al-Mashu Alal Khuffain, yaitu membasuh khuf ( sepatu ) sebagai ganti mencuci kaki dalam wudhu.
Nah sudah jelas kan? Bahwa kita sebagai umat muslim walaupun sebagai petualang, khususnya sebagai pendaki gunung tetap harus menjalankan kewajiban kita yaitu sholat, karena sholat adalah tiang agama,serta ibadah yang pertama kali dihisab dari hak-hak Allah pada seorang hamba adalah Shalatnya, jadi tidak ada alasan apapun untuk meninggalkan sholat..
Wallahu'alam

» Read More....

SEKEDAR MENIRU SENIOR

Jika kita perhatikan secara seksama. kebanyakan orang yang suka berpetualang (=baca naik gunung) biasanya tidak berangkat dari organisasi atau komunitas, sehingga kalo tidak belajar keilmuan tentang petualangan maka akan menjadi seorang petualang yang kenyang pengalaman berpetualang tanpa terlebih dahulu mendapatkan pembekalan yang cukup tentang bagaimana berpetualang yang aman dan nyaman, naik gunung tanpa perencanaan yang matang tahu-tahu berangkat saja tanpa tahu kondisi alam yang akan di hadapi, yang penting fun apapun kondisinya yang penting sampai puncak..
Bisa dibayangkan, seorang petualang yang sudah senior(sesepuh), punya banyak pengalaman berpetualang, terlihat keren dan gagah dalam style dan penampilan sehingga para “newbie” atau pendatang baru dunia petualang yang masih merasa bingung musti melihat cara senior (sesepuh) yang sudah berpengalaman tersebut lalu menirunya.
Repotnya, senior tersebut juga dulu sama, masuk dunia petualangan tanpa dibekali dengan keilmuan dalam berpetualang yang memadai. Makanya, senior tersebut pun dulu meniru pada senior lainnya lagi, dan senior lain itu meniru senior-senior yang lebih tinggi lainnya lagi (lhah bahasane angel men ya? :p) Maka terbentuklah pola senioritas “tertentu”.
Bagus memang, jika cara berpetualang para senior itu memang main “save prosedur”. Maka akan menciptakan generasi petualang yang bagus lagi Tapi jika cara mereka berpetualang buruk, maka mekanisme itu hanya akan melestarikan praktek-praktek berpetualang yang buruk.
Makanya, meniru “SENIOR” tidak selalu baik. Dalam banyak situasi, malah harus tidak menirunya, khususnya jika cara mereka memberi contoh yang kurang baik. Meskipun memang lebih mudah kok kalau meniru itu. Selain gak mesti mikir lagi, juga sudah dianggap lumrah.
Padahal, seiring dengan berjalannya waktu maka kita akan menjadi senior alias tua, namun bukan senior jika hanya meniru yang sudah ada. Kecuali jika meneruskan suatu sistem, atau proses yang memang bagus banget. Itu pun mesti diimbangi dengan ide, cara, atau mekanisme baru yang lahir dari kepala kita sendiri.
Ya iya laaah . Apa gunanya menjadi senior jika hanya meneruskan yang sudah ada tanpa kemampuan untuk melakukan sesuatu yang lebih baik, Karena dengan adanya senior yang inovatif dan kreatif maka akan menjadi senior yang mempunyai kredibilitas yang bagus.
Jadi, jika sekarang Anda menjadi senior di dalam komunitas , pasanglah standard yang lebih tinggi dari apa yang sudah dicapai disana. sehingga Anda akan menjadi senior dengan cara yang lebih baik dari senior-senior anda yang terdahulu. Karena, meniru senior tidak akan memadai untuk merealisasikan standar tinggi yang sudah Anda tetapkan..
dan tidak hanya di hormati dengan kalimat "SIAAAP SENIOOOOOR......"......!!!!!

» Read More....

SURAT AL KAFIRUN DAN AL IKHLASH

Ada sebuah pertanyaan dari masa kecil dulu yang baru terjawab belakangan ini,di zaman kecilku kenapa kalau sholat jama’ah maghrib di masjid, imam sholat selalu istiqomah membaca surat Al Kafirun di rokaat pertama dan Al Ikhlash di roka’at kedua setelah membaca alfatikhah, pertanyaan itu selalu terlontar dari kecil baik ke ibuku sebagai guru ngaji pertamaku, ke ustadz ustadz ke kyai ataupun orang-orang yang aku anggap lebih tahu tentang agama Islam ketika mengikuti kajian-kajian yang beliau-beliau adakan.
Namun aku selalu menemukan jawaban yang sama dan tidak memuaskan apa yang aku pikir harusnya lebih, karena pertanyaan yang aku ajukan itu jawaban- jawabannya hampir 100% mirip yaitu “taklid saja pada guru dan orang tua kita” beliau-beliau selalu mengeluarkan jurus andalan yang bernama taklid atau mengikuti saja apa yang di ucapkan guru (ustadz/kyai) tanpa membantah dan mempertanyakan.
Kadang ada pemikiran nakal terbersit “bagaimana kalo ternyata guru kita memerintahkan hal yang menutrutku salah (apakah mungkin) ? Apakah akan selalu dituruti juga?’’ Karena hal tersebut akhirnya membuat aku mempunyai jiwa pemberontak dan selalu ingin tahu, kenapa seh kita harus selalu mengikuti kata guru? Karena kata orang-orang tua jawa, guru itu asalnya dari kalimat “digugu lan di tiru” (di percaya dan diikuti).
Kembali lagi ke surat Al Kafirun dan Al Ikhlash yang dibaca imam sholat maghrib setelah membaca surat Fatikhah, baru-baru ini aku menemukan jawaban yang aku anggap menghilangkan rasa “dahaga” penasaranku selama ini, itupun muncul dari seorang ustadz yang melakukan penafsiran kontekstual dan melihat dari sudut pandang filsafat yang sedang berkembang di zaman ini.
Ternyata maksud dari di bacanya surat Al Kafirun setelah roka’at pertama adalah, bahwa kita sebagai umat muslim harus menghormati kepercayaan agama lain, namun bukan berarti harus mengikuti ajarannya karena dalam ayat terakhir surat Al Kafirun berbunyi “lakum diinukum waliyadiin” yang artinya “agamaku adalah agamaku dan agamamu adalah agamamu”. Di roka’at kedua setelah surat Al Fatikhah imam membaca surat al Ikhlash maksudnya adalah, setelah kita menghormati kepercayaan atau agama orang lain maka harus memperkuat ketaukhidan kita, dengan tetap mempercayai bahwa Allah maha esa, tidak beranak dan di peranakan.
Kedua surat itu oleh imam masjid dengan istiqomah di baca setiap sholat maghrib, ternyata dimaksudkan supaya kita menghormati kepercayaan dan agama lain dengan tanpa membuat kita melupakan ajaran ketaukhidan yang ada dalam Islam, dan Allah sudah memerintahkan itu sejak zaman rosulullah.
Kesimpulannya adalah kita jangan sampai terjebak dalam kefanatikan yang berlebihan dengan hanya mengikuti apa yang dikatakan guru dan orang tua kita, namun kita juga harus belajar bertanya dan menganalisa apa yang di perintahkan guru atau orang tua kita tanpa mengurangi rasa hormat ke beliau-beliau. Wallahu a’lam

» Read More....

PENGGIAT (PECINTA) ALAM atau PETUALANG CULUN ??

petualang-petualang zaman sekarang, biasanya lebih percaya diri ya. Iyyaaaa percaya diri banget malah , kalau soal upload gambar pendakian atau petualangan yang lainnya dari gadget ke account sosmed. Soal ilmu dalam berpetualang? Belum tentu. Malahan banyak yang tidak mau tahu kalau urusan untuk belajar keilmuan tentang petualangan. Hey, jangan tersinggung dulu. Saya nggak nyindir Anda kok. Saya hanya mengungkapkan fakta bahwa petualang yang baru merasakan naik gunung itu culun.
Bukan hanya anda yang begitu. Semua teman Anda sama saja. And you know what? senior “besar” Anda juga dulu begitu. Kalau saya sendiri sih tidak. Tidak ada bedanya, maksudnya hahahahaha.... Semua orang yang baru merasakan petualangan seperti mendaki gunung, awalnya pasti nggak ngerti apa-apa tentang kondisi yang akan muncul di lapangan. Teori mungkin jago, sudah diajarin atau ikut pendidikan dasar (bagi yang ikut organisasi ) . Tapi berpetualang itu nggak sekedar teori, perlu banyak pengalaman yang nggak bisa dibaca di buku manapun, jadi nggak masalah dong kalau ketika mulai berpetualang kita itu culun. Yang perlu kita upayakan adalah; gimana caranya supaya nggak terlalu lama jadi petualang yang culun. Mesti segera pinter, supaya ada peningkatan dalam keilmuan . Makin lama culunnya, makin jelek nanti pas kita jadi senior atau di anggap senior (baca=TUA). Makin cepet pinternya, makin tinggi kredibilitasnya sebagi seorang senior yang mumpuni dalam hal pengalaman dan keilmuannya.
Lihat saja, betapa banyak petualang yang sudah bertahun-tahun berkelana mendaki gunung sudah seantero jagat tapi masih culun juga. Tapi ada beberapa petualang muda yang culunnya Cuma sebentar. Sehingga pas di ajak untuk berbagi pengalaman dan keilmuan akan terlihat perbedaanya Lalu apa yang dilakukan oleh petualang yang culunnya cuman sebentar itu? Ada dua hal pokok. Kalau anda punya dua hal ini, insya Allah nggak bakal culun lagi kok. Hehehe btw Apa itu yang membuat kita gak terlalu lama jadi petualang culun?
Satu, mau dinasihatin, diajarin, diarahin. Sudahlah......sekalipun Anda rajin baca buku atau novel petualangan atau paham teori navigasi darat,panjat tebing, SAR (Search and Rescue) atau paham teori PPGD (pertolongan Pertama Gawat Darurat) nggak bisa langsung kepake itu ilmu teorinya . Ikuti senior anda yang sudah terbukti bagus alias nggak culun lagi. Belajar sama mereka gimana caranya merdeka dari keculunannya. Karena sering antar teori dan praktek dilapangan itu berbeda,teori semua ilmu itu sama namun kondisi lapangan itu yang berbeda-beda.
Dua, mereka yang culunnya sebentar itu adalah orang-orang yang mau belajar teori dan praktek lebih tekun dan berkontribusi lebih banyak ke organisasi atau komunitas ataupun ke masyarakat dari yang lainnya.
Kalau diorganisasi atau komunitas Anda ada training baik pendidikankan dasar atau lanjutan , atau latihan bersama yang melibatkan banyak organisasi Penggiat (pecinta) Alam ikutilah dengan sepenuh hati. Jangan setengah-setengah. Apalagi sambil modus nyari gebetan (cieeeeh yang jones kesindir neeeeh :p) . Cari trainer ataun instruktur yang pas. Biar Anda nggak merasa rugi mengikutinya..
Selamat menjadi petualang yang HEBAT.....!!!!!

» Read More....

METAMORFOSIS "BELAJAR DARI ALAM DI SEKITAR KITA"

Hidup adalah anugrah yang sangat terindah bagi kita sebagai manusia, karena kita diberi kesempatan untuk merasakan kehidupan dunia, entah itu berupa kesenangan maupun kesedihan, maka sudah sebaiknya hidup kita tidak selalu diisi dengan keluhan, dengan menghina orang lain apalagi menghina diri sendiri, nasib kita yang mungkin kita anggap tidak seberuntung orang lain bisa jadi di anggap beruntung bagi orang yang melihat kehidupan kita, maka hidup kalo selalu di syukuri maka kita akan selalu mendapatkan nikmat yang lebih yang dari kita harapkan, Allah sudah berfirman bahwasannya kalo kita mensyukuri nikmat apapun yang di berikan Allah ke kita maka Allah akan selalu menambah kenikmatan kepada hambanya yang selalu bersyukur.
Oalaaah Nasib.....!! disadari atau tidak kadang kita selalu mengeluh seperti itu ketika mengalami kemalangan, musibah atau ketidak beruntungan, kita pun sering melupakan sang maha pemberi dengan mengatakan bahwa Allah tidak adil terhadap nasib kita, hal itulah yang sering membuat kita lupa bahwa selain ketidak beruntungan yang saat ini kita terima ada hal yang lebih baik yang akan terjadi kepada kita.. Innama’al ;usri yusro fainnama’al ‘usri yusro, sesungguhnya di balik kesusahan itu ada kemudahan dan sesungguhnya di balik kesusahan itu ada kemudahan, Allah sudah berfirman seperti ayat di atas bahkan sampai di ulang dua kali bahwa di balik kesusahan yang kita dapat pasti ada jalan untuk mencapai kemudahan atau keberuntungan buat kita sebagai umat manusia. so selalu bersyukur dengan apapun yang kita dapat pasti kita kan selalu merasakan kebahagiaan.
Hewanpun yang bersyukur dan mau menerima takdir yang didapat serta mau berikhtiar untuk menjadikan dirinya lebih baik Allah memberikannya, apalagi kita sebagai manusia yang mempunyai akal kepandaian yang melebihi hewan, contoh nyata hewan yang mau bersyukur dan berikhtiar serta bermukhasabah adalah ulat, dimana ulat adalah gambaran hewan yang serakah dan merusak pepohonan, ulat adalah hama bagi manusia yang berprofesi sebagai petani karena ulat menyerang pohon buah yang menjadi penghidupan petani, namun pada saat sampainya waktu pertobatan maka ulat akan berhenti mengunyah dedaunan pohon tersebut, kemudian melakukan perenungan dengan berpuasa dan menjadikan dirinya kepompong selama -+ 40 hari, sehingga sampai pada waktunya selesai mukhasabah maka keluarlah seekor kupu-kupu yang sangat indah serta berwarna-warni, kupu-kupu tidak memakan dedaunan namun menyedot nektar bunga yang selanjutnya karena proses tersebut bunganya berproses menjadi buah yang berguna bagi manusia. proses berubahnya ulat menjadi kupu-kupu adalah proses metamorfosis dimana membuat nasib yang tadinya biasa dan cenderung kufur berubah menjadi lebih baik dan berguna bagi sekitarnya.
Gambaran di atas adalah kita memang harus belajar dari alam seperti halnya kupu-kupu tersebut , karena ternyata kitapun harus melakukan metamorfosis untuk bisa merubah nasib kita sendiri, dan kalo kita mau merenungkan kondisi kita saat ini sebetulnya itulah hasil dari metamorfosa selama ini, tanpa kita sadari kita sudah melakukan metamorfosis dari kecil, dari kita yang hanya berbentuk sperma ayah kemudian bertemu dengan ovum bunda dan terbentuklah bakal janin kita, kemudian ketika kita menjadi janin kita meminjam tempat di rahim bunda, dan selama -+ 36 minggu kita merepotkan bunda dan dengan perjuangan kita di bantu bunda serta ridlo Allah maka lahirlah kita, kemudian jadi bayi, dengan berjalannya waktu kita menjadi bocah dan sampailah waktu kita belajar dan masuk sekolah, itu adalah gambaran proses metamorfosa awal kita, di situ kita di beri pengetahuan tentang sang pemberi hidup dan kehidupan itu sendiri, tentang perbedaan, tentang pilihan hidup, dan tentang segala hal untuk bekal kita kelak. Nah... di sinilah kita menentukan nasib kita sendiri, mau jadi apa kita? MAKA JADILAH PEMENANG BUKAN MENJADI PECUNDANG ada sambungannya....

» Read More....

Tips Berpakaian Saat Pendakian

Seperti juga saat kita menghadiri suatu acara formal, ternyata di alam bebas pun memiliki tata cara berpakaian tersendiri. Sebenarnya prinsip berpakaian di alam bebas tidaklah sulit, tapi banyak orang tidak mengindahkan. Akibatnya terserang hypotermia (penyakit karena penurunan suhu tubuh) dan berakhir dengan tragis. Hal penting yang perlu diperhatikan untuk mempertahankan tubuh tetap nyaman adalah tingkat ketebalan dan kualitas bahan yang dipakai. Maka didesainlah sebuah sistem yang dapat mempertahankan tubuh tetap dalam temperatur konstan dalam keadaan cuaca yang paling berat sekalipun. Sistem pertahanan berlapis untuk menjaga kondisi tubuh ini kemudian sekarang dikenal bernama layering system. Sistem ini membagi tiga bagian besar lapisan pakaian yang harus digunakan bila ingin bergiat di alam bebas. Lapisan yang pertama adalah bagian terdalam pakaian (base layer), kemudian bagian tengah (mid-layer) dan terakhir bagian terluar (outer layer). Prinsip kerja pakaian terdalam (base layer) yang utama adalah mengeluarkan keringat dari dalam tubuh serta membuat pemakai tetap merasa kering dan nyaman. Di kondisi suhu tidak terlalu dingin bisa digunakan pakaian dalam seperti singlet atau kaus tipis. Sedangkan untuk keadaan yang ekstrem kita bisa menggunakan long john (pakaian dalam seluruh tubuh). Untuk celana dalam dan bra pilih yang memang digunakan untuk berolahraga. Sekarang ini sudah banyak dijual bebas di toko-toko di Indonesia. Tugas kedua dari pakaian dalam adalah menjaga panas tubuh. Tapi karena bahan pakaian dalam yang rata-rata tipis maka tak dapat dielakkan akan banyak hangat tubuh yang lepas menuju lapisan yang kedua/tengah. Bila kita melakukan aktivitas, tubuh kita akan menghasilkan panas. Sangat sayang sekali bila panas yang sudah timbul tersebut hanya disia-siakan. Maka diperlukan lapisan yang bisa menahan panas tubuh yang terbuang tersebut, inilah fungsi utama bagian kedua/tengah (mid layer). Bagian tengah dari sistem ini berfungsi sebagai motor penghangat. Di bagian ini sebagian besar panas tubuh yang terlepas dari pakaian dalam dapat tertahan. Biasanya bagian ini terdiri dari lapisan bahan pakaian berserat atau berbulu. Bahan berjenis Polar-Tex sangat dianjurkan di sini. Tapi bila tak ada seminimal-minimalnya sediakan sweater berbahan wol sebagai alternatif. Pakaian untuk lapisan ini kalau bisa juga mempunyai risleting di bagian mukanya. Sehingga bila kita merasa panas dan berkeringat ketika memakainya kita tak perlu repot sampai harus melepaskannya. Di cuaca ekstrem dianjurkan juga memakai celana yang berbahan serat dan berbulu seperti jenis Polar-Tex meskipun pada kenyataaannya masih sulit didapat di tanah air. Tapi celana panjang berbahan polyster bisa menjadi pilihan lain untuk pakaian bagian bawah, karena selain mudah kering juga ringan dibawa. Bagian terluar (outer layer) adalah bagian terakhir yang akan dibicarakan dari sistem ini. Lapisan ini berfungsi untuk melindungi tubuh dari angin dan hujan. Bahan di lapisan ini haruslah bisa membiarkan uap tubuh yang menembus lapisan dalam dan tengah keluar. Bahan berjenis Gore-Tex dan Triplepoint dianjurkan untuk lapisan ini. Membran bahan tersebut yang sangat kecil membuat pakaian berjenis ini dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Di mana pori-pori yang dimiliki bahan tersebut teramat kecilnya sehingga tak mungkin dapat dimasuki cairan jenis apa pun. Tapi pori-pori kecil ini ternyata cukup besar untuk membiarkan udara keluar dari dalam tubuh. Tapi jangan gunakan bahan jenis ini dalam keadaan cuaca panas. Karena uap panas yang keluar akan mengkondensasi di bagian dalam lapisan sebelum sempat lepas keluar. Dan ini akan berakibat lembabnya bagian dalam pakaian. Ada beberapa orang yang memisahkan dua fungsi utama pakaian terluar ini. Mereka lebih memilih pakaian penahan angin (wind breaker) yang bisa dipadukan dengan pakaian anti-air. Keuntungan terbesar dari pemisahan fungsi tersebut adalah dapat membiarkan uap keringat keluar lebih cepat dan terasa lebih nyaman. Pilihan yang paling baik untuk lapisan terluar adalah jaket tebal, tapi usahakan jangan jaket kulit karena sulit kering dan terasa berat. Juga usahakan lapisan yang terluar ini mempunyai sistem anti-air. Juga gunakan pakaian yang berwarna cerah. Karena pakaian yang berwarna cerah cenderung menangkis panas demikian sedikit tips berpakaian saat melakukan aktifitas pendakian dan semoga bisa berguna bagi para pembaca dunia sang petualang sumber : dari berbagai sumber

» Read More....

Renungan di Hari Lingkungan Hidup Sedunia

“5 june 2011..WORLD ENVIRONMENT DAY “forests: nature at your service” HUTAN merupakan komponen penting bagi bumi dalam perannya untuk menjaga keseimbangan EKOSISTEM, kerusakan hutan sekitar 1,1 juta hektar/tahun di ndonesia ,sedang kemampuan pemuliha hanya sekitar 0,5juta hektar/tahun…jagalah sumber daya alam kita, agar dapat bermanfaat secara berkelajutan.”
Itulah kalimat dari sebuah pesan singkat yang masuk kedalam ponselku semalam yang di kirim oleh kawanku yang merupakan aktifis pecinta alam, di sela kesibukannya mengajar anak muridnya yang sedang menghadapi ujian akhir sekolah ternyata masih sempat terpikir untuk memberitahukan kepada kita tentang hari lingkungan hidup sedunia yang diperingati setiap tanggal 5 Juni. Pesan singkat tersebut isinya terkesan sangat klise namun itulah kondisi real hutan yang ada di Indonesia pada saat ini, yang notabene di kuasai oleh para oknum pemegang HPH yang berdalih mengelola hutan namun pada prakteknya sering kita lihat terjadi penebangan hutan secara resmi namun dilakukan dengan cara liar dan membabi buta. bencana banjir yang mrupakan efek dari penebangan tersebut dan sudah sangat jelas penyebabnya seolah hanya sekedar menjadi head line berita di media tanpa kemudian ada tindakan yang urgent untuk mencegah terjadinya banjir lagi dimasa-masa yang akan datang yang terjadi masyarakat menyalahkan pemerintah dan pemerintah juga menyalahkan masyarakat. Lalu sebenarnya siapa yang salah ya?

Jangankan pemasalahan hutan yang sudah melibatkan banyak pemegang kebijakan, baik itu cukong yang menjadi oknum pemegan HPH ataupun pemerintah daerah yang memegang wilayah hutan tersebut, namun dengan berdalih meningkatkan PAD maka hutan tersebut di babat untuk dijadikan kawasan industri namun ujung-ujungnya korupsilah yang terjadi dan yang menjadi korban adalah masyarakat kecil.
Selain masalah tersebut hal-hal yang dalam kesehariannya kita jalani juga banyak masyarakat (bahkan kita) yang kurang atau bahkan tidak peduli dengan lingkungan sekitar kita.Belakangan ini rutinitasku hampir tiap pagi melakukan jalan pagi bersama istri yang kata orangtua untuk melancarkan kelahiran putra pertamaku, dalam melakukan jalan pagi setiap harinya selalu melalui rute jalan yang berbeda-beda, selain untuk tidak membuat rutinitas jalan pagi ini membosankan sekaligus ingin mengetahui jalan-jalan yang kita lalui dan mengenal beberapa tetangga yang jarang bertemu ( kita warga baru ) dalam rutinitas jalan pagi ini setiap paginya selalu menemui kejadian-kejadian yang mungkin sepele,menggelikan dan kadang dijadikan bahan joke kita berdua namun juga membuat kita miris ketika melihatnya sering sekali setiap barjalan istriku sudah memperungatkan “awas tuh ada ludah tar keinjek bawa penyakit ” hal yang sanagt sepele dan kadang tanpa kita sadari, artinya memang kesadaran kita sebagai masyarakat masih kurang karena setiap harinya kita selalu melakukan hal-hal yang mencemari lingkungan kita sendiri seperti halnya membuang ludah di jalan, baik itu sedang jalan kaki, naik motor bahkan ketika naik mobil yang kadang hal tersebut menjadi biang keributan pemakai jalan karena ketika seseorang meludah dari motor atau mobil mengenai penguna jalan lain, bayangkan kalau di Indonesia ada aturan seperti di singapura meludah di sembarang tempat kena denda mungkin negara kita tertib (mimpi gak ya?)

Tidak hanya permasalahan meludah sembarangan namunkalau kita amati , tidak menjamin orang kaya itu sadar dengan lingkungan sekitarnya, bahkan selain meludah dari mobil mereka juga sering membuang sampah dari mobil, yang sampah bungkus makanan, tisu,kulit buah, dan banyak lagi, mungkin mereka menganggap jalanan itu adalah tempat sampah besar, padahal di dalam mobil sudah tersedia tempat sampah (buat hiasan interior mobil?) kenapa sampahnya masih suka dibuang ke jalanan ya?
Dilain pagi kita berjalan masuk ke taman kota di mana dalam taman kota tersebut kesan yang terlihat adalah asri, bersih dan nyaman, karena di situ ada joging track utuk olah raga bahkan di setiap sudut ada tempat sampah untuk tiga jenis sampah, yang bertuliskan “ORGANIK” “UNORGANIK”dan “KERTAS” sangat jelas tertulis spesifikasi sampah yang harus dimasukan ke dalam tempat sampah tersebut, namun realitas prakteknya sangat jauh panggang dari api,masyarakat pengunjung taman kota entah paham atau tidak dengan tulisan yang ada di tempat sampah tersebut, karena pada kenyataanya sering isi dan tulisannya berbeda, tempat sampah “ORGANIK” diisi plastik, tempat sampah “UNORGANIK”isinya sampan daun atau kertas, mungkin maklum kalau belum paham dengan bahasa tersebut namun tempat sampah yang jelas-jelas bertuliskan “KERTAS” isinya plastik, bahkan yang lebih parahnya lagi, ada tempat sampah banyak seperti itu tetap saja banyak sampah yang berserakan di sekiranya terutama di pintu keluar, apakah sudah sedemikian tidak pedulkah masyarakat (kita) dengan kondisi lingkungan sekitarnya??

Kita sering melihat stiker atau spanduk yang bertuliskan “STOP GLOBAL WARMING” “SAVE OUR EARTH” ataupun “LESTARIKAN BUMI KITA DEMI ANAK CUCU KITA KELAK” namun apakah tulisan tersebut hanya sekedar slogan ataukah memang kitasebagai masyarakat tidak peduli? Karena tetap saja melakukankegiatan yang bertentangan dengan tulisan tersebut, dalam hari bumi bulan april kemarin perusahaan ritel tempat saya bekerja melakukan kampanye 1 BULAN TANPA MENGGUNAKAN PLASTIK, namun kompensasinya terhadap customer yang mau tidak menggunakan plastik kita ganti dengan marchandise yang memang disediakan, artinya apakah memang belum ada kesadaran secara mandiri dalam penanggulangan masalah lingkungan?
Mungkin para anggota pecinta alam yang notabene juga aktifis lingkungan seringkali dalam peringatan hari bumi (setiap 22 April) ataupun hari lingkungan hidup (setiap 5 juni) mereka melakukan aksi untuk memperingati hari-hari tersebut, sayangnya hal tresebut seringnyai hanya sekadar symbol dan slogan penyelamatan lingkungan tanpa ada tindakan kongkrit untuk menyelamatkan kondisi lingkungan yang sudah sangat parah, saya pernah mempunyai pengalaman dimana para pendaki gunung dengan idealisme “JANGAN MENINGGALKAN SESUATU KECUALI JEJAK” mereka membawa turun sampah-sampah plastik ataupun yang tidak bisa terurai di tanah, namun ketika melakukankegiatan sehari-hari mereka membuang sampah sembarangan dengan dalih “ ada petugas kebersihan kok” saya hanya tersenyum dan merasa miris mendengar kalimat tersebut. seorang yang memproklamirkan dirinya sebagi pecinta alam saja omongan dan perlakuan terhadap lingkungan seperti itu, apalagi mungkin orang awam yang tidak di dasari pengetahuan tentang wawasan lingkungan hidup?
Marilah kita mulai sekarang ini mencoba untuk lebih peduli dengan lingkungan sekitar kita, kita tidak ingin seperti lagunya Iwan Fals
“LESTARIKAN ALAM HANYA SEKADAR CELOTEH BELAKA
LESTARIKAN ALAM MENGAPA TIDAK DARI DULU SAJA”

» Read More....