headerphoto

BANGGAKAH KITA DENGAN LABEL PECINTA ALAM?

Ketika kita melihat keseharian karakter kawan-kawan mapala (atau organisasi pecinta alam yang melakukan rekruitmen anggota dengan pendidikan latihan dasar), kita kadang bertanya kenapa mereka mempunyai rasa lebih percaya diri (bahkan kadang iover confidence), lebih berani menghadapi tantangan, solidaritasnya tinggi,walaupun kita nggak tahu siapa dia, yang penting sama-sama anggota pecinta alam (warning : hal ini sering menjadi celah/kelemahan mapala/OPA karena sering ada oknum mapala/OPA dengan alasan kehabisan bekal meminta sumbangan/bantuan ke organisasi mapala/OPA lain). Itu karena ketika melakukan rekruitmen anggota baru kita dengan melakukan kegiatan out door (baca:outbound) dan high impact activity.
Terlepas dari hasil pendidikan dasar yang memang dominan dengan doktrinasi (untuk loyalitas ke organisasi), diakui atau tidak setelah mengikuti pelatihan dasar kepecinta alaman, seseorang akan menjadi berubah karakternya, yang dulunya pendiam (baca: introvert) akan menjadi menjadi lebih terbuka dalam bergaul, yang dulunya kurang bisa bicara di hadapan publik akan menjadi bisa lancar berbicara di hadapan publik, yang dulunya malu dalam mengeluarkan pendapat akan lebih berani berpendapat dalam forum, dan banyak hal positif yang dipetik dalam organisasi pecinta alam.
Kadang kita berpikir (kalau mau berpikir) kenapa pecinta alam cenderung di cap negatif oleh masyarakat awam? Hanya karena style kita yang kucel,gondrong, berwajah sangar?(aku ganteng lho….?) :D seneng memakai pakaian butut?, celana jean sobek-sobek? dan atribut yang aneh-aneh atau karena suka mabuk?berantem?dan berbagai karakter negative lainnya. Mari kita renungkan bersama-sama(kawan-kawan pecinta alam semua).
Sebetulnya pada intinya (bukannya moralis idealis) seorang pecinta alam sejati adalah orang yang mempunyai idealisme tinggi, mau bukti? Dalam melakukan aktifitas mendaki gunung, caving , panjat tebing ataupun kegiatan outdoor lainnya kita mempunyai prinsip, "jangan mengambil sesuatu kecuali gambar/foto, jangan meninggalkan sesuatu kecuali jejak, jangan membunuh sesuatu kecuali waktu“. Artinya kita tidak boleh merusak alam di sekitar kita, kalau kita sedang melakukan aktifitas di alam bebas. Cuma sayangnya karena ulah segelintir orang (yang mengaku pecinta alam) melakukan hal yang negatif tersebut maka masyarakat awam men generalisir kan (maaf tidak EYD) bahwa pecinta alam adalah orang-orang yang justru suka merusak alam,eksklusif, suka hura-hura, ketika naik gunung,tujuannya memetik bunga edelweis (katanya untuk yayang tercinta), ketika melakukan eksplorer ke gua membawa pulang ornamen gua(buat kenang-kenangan?) ketika melakukan panjat tebing, mencoret-coret tebing yang sudah dipanjatnya biar semua orang tahu bahwa kita pernah memanjat tebing tersebut, so.........?????masih banggakah kita dengan sebutan pecinta alam?

Tetep bangga dong.....? kenapa..........?

Dengan tidak menafikan pandangan masyarakat awam yang men justice kita negatif(karena ulah oknum PA), kalau kita terjun ke dunia pecinta alam secara totalitas kita akan merasakan banyak manfaat positif yang bisa kita petik.. apa saja?
1. kita belajar berorganisasi manfaat positifnya :
ketika terjun di masyarakat umum kita tidak canggung, berani bicara dan menyampaikan pendapat ke khalayak ramai dengan tidak gagap, kita kan menjadi lebih berani menghadapi permasalan dengan belajar problem solving di organisasi sehingga ketika kita mendapatkan masalah akan menemukan solusi yang bagus (win-win solution), dengan berorganisasi yang baik kita tidak mengedepankan ego atau arogansi pribadi/organisasi (menghormati hak dan pendapat orang lain)
2. memper luas jaringan (gaul gitu loh....!) segi positifnya :
kita akan mendapatkan banyak kawan, baik di tingkat lokal, regional, nasional bahkan internasional,karena ketika masuk organisasi pecinta alam kita akan sering bertemu dengan kawan-kawan pecinta alam yang lain, contoh di Purwokerto ada FORDIK (forum dinamika pecinta alam Purwokerto) di semarang ada FORPAS (Forum Pecinta Alam Semarang) di banjar negara ada SEKBER (sekretariat bersama ) pecinta alam Banjarnegara, di Yogyakarta ada SEKBER PPA Yogyakarta dan saya yakin masing-masing daerah lain punya perkumpulan yang mewadahi komunitas pecinta alam untuk bisa menyatikan visi dan misi pecinta alam , itu baru tingkat lokal dan regional, kalau di mapala ada forum yang sifatnya nasional ada TWKM (Temu Wicara Kenal Medan) yang mewadahi mapala seluruh perguruan tinggi di Indonesia, ada MKM (Muktamar Kenal Medan) mewadahi mapala perguruan tinggi di bawah Depag (PTAIN) forum TWKM dan MKM ada yang namanya PIN (Pusat Informasi Nasional) yang menjadi koordinator Mapala se-Indonesia di bawahnya ada PID (Pusat Informasi Daerah) mengkoordinir Mapala di tingkat propinsi dan ada PIW (Pusat Inforasi Wilayah) mengkoordinir Mapala Di wilayah setingkat eks karesidenan atau gabungan beberapa kabupaten. Selain itu ada latgab PTM mewadahi mapala perguruan tinggi di bawah yayasan Muhammadiyah, ada Gladian Pecinta Alam yang mewadahi seluruh komponen pecinta alam Indonesia (cikal bakal lahirnya Kode Etik Pecinta Alam Indonesia)dan lain sebagainya. Dilain organisasi pecinta alam secara umum juga banyak organisasi yang mewadahi hoby kawan-kawan pecinta alam yang mempelajari dan melakukan kegiatan pecinta alam secara spesifik, ada FPTI (federasi Panjat Tebing Indonesia) FAJI ( federasi Arung Jeram Indonesia), Mountainering Indonesia, Orientering Indonesia dan banyak lagi yang lainnya...aaa.aaaa (kayak lagunya bang haji) yang bisa bersifat adventure(hoby petualangan) atau sport (prestasi) bahkan banyak yang menjadikan kegiatan hobby menjadi prestasi bahkan profit (bisnis). selain organisasi yang berkutat dibidang petualangan kita juga bisa punya koneksi dengan instansi pemerintahan, dari polisi(karena sering ijin melakukan kegiatan ) SAR( sering melakukan kegiatan bersama ketika ada bencana), jangan salah pecinta alam juga merupakan salah satu komponen SAR di Indonesia lho karena kita punya skill dan keberanian yang bagus di lapangan, kementrian lingkungan hidup, kementrian pemuda dan olah raga, departemen pariwisata karena pecinta alam juga menjadi duta wisata petualangan( hehehe ceritanya mengklaim sendiri gitu)


selain hal yang di atas ketika kita masuk organisasi pecinta alam maka kita akan mendapatkan pengalaman baru dengan mengenal wilayah lain di Nusantara atau bahkan dunia seperti ekspedisi naik gunung, panjat tebing, eksplorasi gua, tanpa keluar biaya banyak bahkan gratis (kan di bayarin sponsor?), bisa ngrasain naik KA gratis atau naik KA bisnis bayar tiket anak-anak( hehehe pengalaman dari Palembang ke Lampung kehabisan bekal habis dari Kerinci) naik kapal fery tiket anak-anak (Lembar-padang bay waktu dari rinjani)naik pesawat (jarang lho kita punya duit....tapi pas mau mendaki gunung luar pulau bisa naik pesawat hehehe)juga naik bis eksekutif AC bayar Cuma separo hehehe( Bali-Surabaya waktu dari gn Agung), jadi jangan dikira pecinta alam orangnya kaya-kaya, bisa keliling Indonesia (kita Cuma modal percaya diri bisa lobying, tekad dan keyakinan kok....ceilee.......!) bahkan teman-temenku dari UPL MPA Unsoed Purwokerto bisa naik Gunung elbrus di Rusia,tanpa keluar biaya banyak seperti yang kita bayangkan, kebayang gak mereka ngeluarin badget 80juta untuk mendaki gunung ke Rusia , (aku sendiri gak berani ngebayangin)
Sekali lagi kita melakukan kegiatan alam bebas bukan berari kita ini orang kaya atau sok kaya, menjadi pecinta alam itu harus pinter menggali potensi kita dengan cara berorganisasi ( dengan catatan tidak hanya sekedar jadi follower saja lho), pinter lobbying, pinter bergaul, bisa adaptasi dimana saja (bukan bunglon lho). Kita boleh berpenampilan kucel, gondrong, gimbal, dan lain sebagainya, tapi juga harus bisa menempatkan diri, ada saatnya kita harus rapi ( jangan mentang-mentang pecinta alam yang idealis jadi jarang mandi hehehe, sorry yang ngerasa kesindir), jadi kita bisa mempunyai bargaining position di mata masyarakat awam atau pemerintah...
So....? mari kita bangga menjadi pecinta alam Indonesia, cinta damai, anti anarkis,bisa populis,tidak mengedepankan arogansi organisasi (sama-sama pecinta alam Bro…!) tunjukan pada dunia bahwa kita bukan bagian dari perusak alam.
Bravo Pecinta Alam Indonesia maju dan rapatkan barisan menuju Indonesia HIJAU……!
STOP GLOBAL WARMING…!

Salam Lestari

2 komentar:

heeemmm berubah?
belom tentu juga...
kadang mereka terlalu peduli ma alam malah gak peduli ma orang
hikzzz..
hehehehe...
tapi yaahhh over all mereka baguslah..